Jumat, 22 Februari 2008

Cukup Panggil LUSSY…

 Tumbuh dari keiseng2an dan dilanjutkan dengan pengamatan kecil2an yang dilakukan nyaris secara ilegal tentang “Penggunaan  Embel2 Kata Sandang (seperti ibu, bapak, abang, adek, dll) dalam Memanggil”, dapat diambil kesimpulan bahwa :

 

  1. Penggunaan kata sandang dalam penyapaan tidak berbanding lurus dengan tingkat kerespectan terhadap seseorang.
  2. Rata2 orang memanggil dengan diembel-embeli kata sandang lebih karena keharusan dan ketidakenakan terhadap situasi bukan karena ia memang respect terhadap orang tersebut
  3. Memperjelas gap antar generasi, yang membuat orang sungkan untuk menyampaikan yang seharusnya tersampaikan
  4. Penggunaan embel2 tsb, semakin memperkuat dan mempertebal garis kasta antara atasan dgn bawahan, guru dgn murid, dosen dgn mahasiswa, anak dgn ortu, dll
  5. Membuka peluang untuk merasa lebih secara strata atau generasi
  6. Semakin “kacau” kita memanggil seseorang biasanya semakin tinggi tingkat keakraban yang telah terjalin
  7. Tidak semua permasalahan dapat diselesaikan bila diawali dengan penggunaan kata sandang dalam penyapaan

 

Catatan : Hasil pengamatan ini bersifat kualitatif jadi tidak dapat digeneralisasikan dan yang pasti hasilnya tidak dapat diaplikasikan ke sembarang orang dan tempat (Pake’ on – off method (sory kalo krg paham soalnya metode ini lahir dr pemikiran sndiri ;D) gitu loh)

 

è Untuk Teman2, Sahabat2 In Whereever You Are, Dah Tau Kan Alasannya Kenapa…???  JADI MULAI DETIK INI CUKUP PANGGIL LUSSY

(kecuali lagi dines, soalnye kalo ketauan ntar diomelin ;D)

2 komentar:

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas