Kalo mau dikelompokin secara paksa, ternyata semangat individu dalam bersekolah (dalam hal ini kuliah) dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar loh (paling nggak menurut kakak saya plus tambahan dari saya juga sih):
- semangat sekolah, tapi biaya gak mendukung
- semangat sekolah, tapi tidak bersemangat dalam mengakhiri studi (meluluskan)
- semangat sekolah dan semangat untuk mengakhiri tepat waktu
Kelompok pertama biasanya terjadi pada kelompok ekonomi menengah ke bawah, yang kasarnya mau buat makan aja bingung, apalagi buat sekolah. Kelompok kedua biasanya awalnya doang semangat, tapi pas di tengah perjalanan, kala aktivitas kampus sudah menyamankan, kala pekerjaan yang sudah didapat begitu melenakan, akhirnya yang terjadi adalah ngepolin masa studi sampai bais alias abis. Kelompok kedua ini suka disebut dengan mahasiswa kadal alias mahasiswa kadaluarsa (istilah ini pertama kali saya dengar dari bang adit. Kelompok ketiga biasanya terjadi pada orang-orang yang komit ama tujuan awal. Jadi, walau badai menghadang, aktivitas bejibun, dokat gak bisa diajak kompromi, sebisa mungkin diniatkan lulus tepat pada waktunya. Mantabs bangets dah pokoknya...
Kalau kelompok di atas dijatuhkan ke saya, mungkin saya dah termasuk ke dalam kategori yang ke-2 walaupun dari awal masuk diniatkan buat masuk kelompok yang ke-3. Yah... memang rencana dan skenario ALLAH di atas segalanya. Mungkin semua ini harus saya lalui untuk mengukuhkan kedewasaan saya yang masih prematur.
Singkat kata, hari ini adalah hari yang sungguh luar biasa buat saya (dengan tidak mengecilkan arti dari hari-hari lain yang telah saya lewati). Saya merasakan betapa dahsyatnya jika ALLAH sudah berkehendak dan betapa indahnya jika kita mau mengamini kehendakNya. Subhanallah... cuma kata itu aja sepertinya yang mampu melukiskan semua.
Mengapa hari ini jadi luar biasa ???
Terus terang saja, tidak sedikitpun terlintas dibenak saya apalagi sampai merencanakan pula bahwa hari ini saya bakal seminar proposal. Mengapa demikian ??? pastinya karena saya belum dapat acc dari pembimbing 1 dan hari ini (25 mei 2009) saya janjian dengan beliau hanya untuk menyerahkan perbaikan proposal tersebut. Makanya, hari ini saya nyantai-nyantai aja. Sekitar jam 9an saya hengkang dari rumah dengan berpakaian ala kadarnya (nah lho... hehehe) menuju kampus. Sebelum sampai kampus saya transit dulu di tempat fotocopy untuk menjilid proposal penelitian fakultas yang akan saya titipkan ke teman. Setelah bertemu beliau, akhirnya disepakatilah segudang agenda yang akan coba dibicarakan setelah saya selesai bimbingan.
Singkat kalimat, saya sudah sampai di ruang dosen pembimbing. Menunggu sebentar. Menyerahkan perbaikan, dibolak/i tuh kertas, dan sampai akhirnya pernyataan itu keluar "ya sudah kamu maju aja hari ini. Lagipula masih bisa dikejarkan, paling kamu maju jam 5-an. Nanti diperbanyak 5 kali ya, terus buat slidenya (setelahnya beliau menandatangani format persetujuan seminar yang sudah saya buat)" -- "benar nih bu hari ini" -- "iya benar, sudah sana buruan". Sambil senyum, sayapun ngeloyor keluar, gak lupa bilang "terima kasih bu" tentunya. Hal ini terjadi sekitar pukul 10an lewat (saya gak tau persisnya).
Yang kepikiran saat itu adalah pertama saya harus memperbanyak proposal, terus pulang buat ngerjain slide. Diantara perjalanan menuju tempat fotocopy, saya coba kelepon teman saya buat menanyakan apa aja yang diperlukan buat sidang. Beliau menjawab "surat undangan buat para penguji lus, kamu dah buat belum ???" --- "lah belom, ini dadakan mba. Aku serasa kayak lagi tersedak ini..." --- "itu harus ada" --- "wuaduh, ya udah ntar dulu deh, aku mau memperbanyak proposal dan buat slide dulu. makasih banyak mba". Setibanya di tempat fotocopy, saya langsung bilang "pak, perbanyak 5 kali ya terus dijilid sekalian". Sambil nunggu proses fotocopy dan penjilidan, saya sms ke teman-teman saya buat mohon doa, begini bunyinya:
Sobats, mhn keikhlasan doanya biar pas seminar nanti ALLAH memudahkan dan melancarkan saya dlm prosesnya. Oiya, wkt show sy jam 5 teng. Mksh byk sblmnya
Subhanallah... ternyata teman saya begitu ikhlasnya memberikan doa untuk saya. Baik lewat telepon ataupun sms. Sebenarnya malu juga minta-minta doa gitu, berhubung saya pernah diomelin sama teman, gara-gara gak ngasih tau dia, dan kata-kata "kamu emang gak butuh didoain apa, kalo gak butuh ya sudah". Setelah kejadian itu, saya jadi suka sms teman-teman yang berkaitan dengan mohon-mohon doa... hehehe
Akhirnya, yang awalnya mohon doa berbuah menjadi ditawarkan sebuah bantuan. Gak lama setelah saya bersms ria, saya dikelepon mba ratna "lus, kamu dah ngurus konsumsinya ?" --- "boro-boro" --- "biasanya kolektif lus, kamu tanya aja mas nafis. terus surat dah diurus ???" --- "belom mba. sekarang aku lagi fotokopi, terus pulang buat bikin slide" --- "ya udah, ntar aku urusin. kebetulan aku mau ke kampus nih" --- "makasih banyak mba"
Sekitar jam 11an saya nyampe rumah. Sampai rumah menuju kamar ibu buat cium tangan, terus lanjut ke kamar untuk bersegera menyalakan komputer. Kalau baca deskripsi di atas mungkin terkesan terbirit-birit ya, tapi alhamdulillah ALLAH memberikan ketenangan lebih. Saya nggak deg-degan, masih sempet bercanda sama mas uguck (kebetulan beliau dinas sore), masih sempet chatting sama temen, dan masih sempet ngejawab sms mahasiswa yang bertubi-tubi buat konsultasi. Sampai kakak saya bilang gini "udah sih, bilang aja lagi sibuk. Jadi biar konsen ngerjainnya"... yah, namanya juga si lussy... jadi, bentar ngetik di kompi, bentar ngetik di hape sampai akhirnya ada sms dari mba ratna "lus, buruan telpon nafis penting banget". Hasil dari penelponan itu adalah surat tidak bisa dibuatkan oleh beliau karena beliaunya mau ngajar, jadi saya diminta ngurus sendiri ke TU. Terus, pas lagi enak-enaknya ngetik, komputer hang... wuaduh ampun dahhhh... Setelah menunggu beberapa lama, tuh kompie mau juga berdamai dengan saya. Dan akhirnya 10 slide (termasuk slide judul dan slide penutup) berhasil saya lahirkan...
Shalat dzuhur. Rapi-rapi plus memasukkan barang-barang yang diperlukan ke dalam tas. Sekitar jam 1an saya angkat kaki dari rumah. Sebelumnya cium tangan, cipika/i, plus minta doa sama mas uguck, mba yuli, dan tentu saja kebul (ibuku tersayang).Ritual ini saya lakukan bukan hanya pas mau ujian ini lho, tapi kalo mau berangkat saya emang suka begitu. Dan hari ini saya merasakan suatu hal yang lain pada ritual itu, yaitu perasaan kayak mau berangkat ke medan perang aja, secara pas udah nyampe bawah uguck teriak gini "gak ada kata tidak siap untuk pejuang" --- "yoi, Allahu Akbar (teriak saya dari bawah)" --- "Allahu Akbar (teriak uguck dari atas)". Gak lupa masih ditimpali dengan cengengesan juga...
Sampai kampus sekitar pukul 2 kurang. Langsung menuju TU buat membuat surat, dan respon ini yang masih saya ingat dari mba Tini petugas TU "seminar hari ini mba ??? proposalnya emang sudah diperbanyak ??? semuanya sudah siap" --- "sudah mba". Beliau bingung kali, yang lain mah kalo mau seminar ngurus suratnya minimal satu minggu sebelum tayang, nah ini beberapa jam sebelum tayang. Apalagi dengan melihat wajah saya yang masih senyum-senyum serasa tanpa dosa begitu... hehehe
Surat dah di tangan, tinggal minta tanda tangan sekprog buat legalitasnya. Kebetulan hari ini, saya juga dah janjian sama mahasiswa buat bimbingan. Jadinya, saya mondar/i ninggalin mereka berdua, sambil sesekali minta maaf karena semua di luar rencana. Duduk sebentar ngoreksi. Pergi lagi. Sampai mba ratna datang, trus bilang "dah jadi suratnya ??" --- "udah, tinggal ditanda tangan. tapi beliaunya lagi nguji" --- "dah, loe masuk aja sana. pas disela-sela pergantian yang presentasi loe deketin" --- "iye... iye". Sayapun mengikuti saran beliau.
Surat sudah ada namanya. Sekarang tinggal mendistribusikan proposal beserta surat yang sudah ada namanya untuk para penguji. Saya tinggalkan mahasiswa di luar, karena waktu eksekusi dah dekat. Saya bilang gini ke mereka "gak papa kan nunggu sampai saya selesai ???" --- "selesainya kapan bu ??" --- "mudah-mudahan cepet, doain ya..."
Singkat paragraf, saya sudah di meja eksekusi. 10 slide sudah berhasil saya muntahkan. Pertanyaan, alhamdulillah berhasil terjawab dan tidak sampai 10 menit seminar itupun usai (jadi inget jaman sidang S1 dulu). Setelah mengucap salam dan beres-beres dan keluar ruang saya izin kembali ke mahasiswa saya untuk menunggu saya shalat ashar. Setelah selesai, saya bilang ke mereka "sambil makan aja yuk, belum makan saya dari tadi". Akhirnya menujulah kami ke Arion.
Sesampai di Arion kami mencari tempat makan yang enak buat berkonsul-konsul ria. Kami masuk ke tempat makan itu sekitar hampir jam 5.30 dan berakhir sekitar jam 9 malam.
Benar-benar serasa naik jet coaster pokoknya hari ini. Gimana dinamika rasa berubah perdetik. Sampai saya sebentar-sebentar senyum, bila membayangkan kejadian hari ini. Subhanallah... Jika ALLAH sudah berkendak, tiada yang mustahil baginya...
Sekarang tinggal mempersiapkan langkah untuk menyelesaikan tahap selanjutnya. Semoga selesai sesuai rencana. Bismillah...
Terakhir, makasih sangat buat kebul buat doa dan tahajud panjangnya, mas uguck buat semprotan motivasinya, mba yuli buat senyumannya, buat mba ratna atas bantuannya, buat erin dan tya yang rela menanti saya sampai selesai seminar, buat kak yovi, bu upit "my bos", bang adit, nizar, bu sadiah, bu ketu alias mba fitri buat suntikan semangat dan doa-doanya, buat mba mira yang telah rela tergagalkan rencananya, dan buat sobat-sobatku semua yang telah rela memberikan doa baik dalam diam ataupun diucapkan. Sekali lagi terima kasih sangat. Dan tidak lupa dan pastinya paling utama terima kasih untukmu Ya ALLAH, karena KAU telah memberiku kemudahan dan kelancaran dalam berfikir, serta memberikan skenario terindah dalam hidupku. Dengan demikian, nikmatMu yang manakah yang bisa aku dustakan ??? tidak ada pastinya...
Pengelompokan anda sangat realistik. Saya termasuk golongan ke dua, saya tak selesai sekolah/kuliah karena kesibukan mencari duit. Saya nggak menyesal, sebab yang saya cari bukan ijazah ayau gelar melainkan pengetahuan (harap dibedakan dengan ilmu pengetahuan yang formal). Bagi saya pengetahuan dapat saya peroleh kapan saja dan dimana saja.
BalasHapusNamun saya kagum pada kelompok ke tiga sepanjang mereka bukan sekedar mencari gelar melainkan juga mempertinggi ilmu pengetahuan. Saya ikut prehatin pada kelompok kesatu, namun saya sarankan janganlah kurang biaya dijadikan alasan atau kambing hitam tak dapat meneruskan kuliah, ada pepatah jika ada kemauan (keras) pasti ada jalan. Bagi kelompok kesatu ini tak usah berkecil hati, ilmu pengetahuan formal memang perlu biaya namun pengetahuan yang non formal tak butuh beaya dan dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja. Jika dalam hidup yang pendek ini terasa kurang kesempatan, yakinilah bahwa hidup ini berkesinambungan, jika sekarang anda menanam dan belum sempat memetik buahnya, mungkin saja akan dipetik oleh generasi berikutnya. Manfaatkan hidup yang pendek ini untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.
Saya benar kagum pada anda yang dengan gigih berhasil menyelesaikan kuliah hingga berhak (sepenuhnya) mengantongi ijazah S1 dan S2. Niat dan perjuangan adalah bekal untuk mencapai keberhasilan, semoga anda belum puas dengan ilmu yang anda peroleh dari pendidikan formal dan melengkapinya dengan pengetahuan lain hingga anda bukan sekedar sanggup mencari pekerjaan namun juga sanggup menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri sokur dapat memberikan pekerjaan kepada orang lain.
BalasHapusSaat ini mencari kerja dinegeri ini sangat sulit, lebih-lebih gajinya bukan berdasar prestasi kerja, melainkan berdasar ijasah dan "hubungan bathin" dengan majikan.
makasih pak, tapi yang saya lakukan belum apa-apa kok, masih banyak yang perjuangannya lebih besar dari saya. Amin ya rabbal'alamin... semoga...
BalasHapusIya pak, rasio antara jumlah lapangan kerja dengan pencari kerja sudah sekarang memang sudah semakin lebar jaraknya... dan sepertinya hanya-hanya orang-orang kreatif yang bisa keluar dari jepitan rasio tersebut...
Benar, saat ini banyak orang pintar di semua bidang, tehnologi juga semakin canggih, aturan main juga sangat ketat. Di zaman saya dulu "asal berani" tanpa izinpun dapat melakukan usaha. Mungkin anda dapat baca Spth (Sedikit tentang pengalaman hidupku) di blog saya. Dua anak saya "terpaksa" merantau kenegeri orang untuk memperoleh penghasilan yang lumayan. Dua yang lain nya menciptakan kerja sendiri dan bersukur dapat memberi pekerjaan orang lain.
BalasHapusBenar, saat ini banyak orang pintar di semua bidang, tehnologi juga semakin canggih, aturan main juga sangat ketat. Di zaman saya dulu "asal berani" tanpa izinpun dapat melakukan usaha. Mungkin anda dapat baca Spth (Sedikit tentang pengalaman hidupku) di blog saya. Dua anak saya "terpaksa" merantau kenegeri orang untuk memperoleh penghasilan yang lumayan. Dua yang lain nya menciptakan kerja sendiri dan bersukur dapat memberi pekerjaan orang lain.
BalasHapusiya pak, kalo lihat selintas dari apa yg bapak tulis di homepage, bapak termasuk keluarga yang berhasil ya... saya harus banyak belajar dari bapak nih... :)
BalasHapus