Selasa, 09 Juni 2009

Menceritakan Cerita

Menceritakan cerita yang ceritanya ternyata tidak ubahnya dengan cerita-cerita yang lain adalah juga sebuah cerita. Cerita membuat kita bisa bercerita. Cerita membantu kita memaknai cerita. Ceritapun bisa mewarnai cerita. Walaupun cerita terkadang hadir dengan bumbu cerita yang lain, namun apapun bentukannya itulah cerita. Cerita adalah sebuah keniscayaan. Dia bukan makhluk hologram yang bisa dirasai tanpa bisa dirasa. 
Kita bermula dengan sebuah cerita dan berakhirpun dengan sebuah cerita. Diantara ujung dan pangkalnyapun kita mengisinya dengan sebuah cerita. Semua cerita itu akan berhenti bercerita jika bendera waktu sudah berkibar. Usai sudah cerita. Hanya satu cara untuk memperpanjang sebuah cerita, berceritalah dengan baik dan benar, agar bahan cerita kita bisa dimanfaatkan untuk keberlangsungan cerita orang lain. Inspiring...

Menceracaukan cerita juga sebuah cerita. Tapi apa yang didapat dari sebuah ceracauan, selain merusak sebuah makna cerita. Syukur dan sabar, kunci mengindahkan cerita. Tidak ada satu hal yang sia-sia. Bagaimanapun juga, cerita tetap akan hadir dengan segala kekhasan ceritanya.

Antagonis, protagonis, peran utama, peran pembantu, cameo itulah posisi lakon yang sering kita mainkan. Semua itu akan bermain jika ada rivalnya. Jadi, dimanapun posisi kita bercerita kita pasti membutuhkan cerita orang lain. Keberadaan kita adalah hasil kumulatif cerita-cerita yang lain. Kita menjadi besar karena sumbangan cerita orang lain, kita menjadi hebat karena sumbangan cerita orang lain, kita menjadi sukses karena sumbangan ceirta orang lain, dan kitapun bisa menjadi rusak juga karena sumbangan cerita orang lain. Waspadalah...

Menceritakan cerita tidak sekedar bagai air yang mengalir. Cerita juga butuh turbin untuk menggerakkannya, agar bisa berubah menjadi pembangkit energi yang dahsyat. Jika hidup adalah parit tempat mengalirkan sebuah cerita dan kita adalah air-air yang mengalirinya, maka jangan biarkan diri kita tergenang. Yang akhirnya malah menimbulkan bau, penyakit, dan polusi. Perlu kerja bakti secara rutin sepertinya agar nuansa bening kefitrahan kita bisa terus menghiasi dan mengedarkan manfaat dimanapun kita berhenti dan terhenti.

Wallahu'alam...




*Terima kasih untuk semua cerita yang telah bermain di arena hidupku, sesungguhnya kalian semua adalah pemainnya... dan mohon maaf untuk cerita-cerita pedih yang pernah kugantungkan pada kalian semua... Ya ALLAH, sesungguhnya hanya kepadaMulah cerita ini bermula dan berakhir....

6 komentar:

  1. Jadi, dalam hal ini, berCERITA ya?

    BalasHapus
  2. selamat bercerita tentang cerita ^^

    BalasHapus
  3. iya, dalam hal ini menceritakan cerita yang perlu diceritakan... yang gak perlu dan lebih banyak negatifnya gak usah diceritakan, karena eksesnya bisa menghancurkan cerita-cerita lain yang ingin dan sedang bercerita...

    Jadi berceritalah dengan bijaksana, bijaksini, bijaksitu.... ;D

    BalasHapus
  4. bercerita tentang selamat yang sedang ingin menceritakan cerita lewat gaya berceritanya yang nyaris selamat... *jadi gak genah gini yak

    BalasHapus
  5. ^_^ kangen, dah lama ga canda2an lagi...
    btw, bantu cerita hikmahnya lg dong...

    BalasHapus
  6. iye yey... canda2annya dah mulai ketumpuk dan ketimpuk candi2an tuh... hehehe

    ntar kalo dah dapet wamgsit langsung tak terbangin ke imel dirimu deh... sabar menanti aja ya kangguru ;D

    BalasHapus

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas