.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Selasa, 26 Februari 2008

Mahalnya Sebuah Kedewasaan...

        Kapan loe bisa dewasa, kalo baru ngadepin kayak gini aja udah down,        udah nangis, udah mutung ?? Kapan loe mau maju ??

Mungkin kalimat tersebut sering terngiang bahkan terlontar kala kita lagi dibuat kesal ama seseorang yang sering "lembek" saat menghadapi sesuatu hal yang banyak menguras tenaga dan air matanya.

Adversity Quotient (ketahanmalangan)lah sesungguhnya yang sedang diuji saat itu...

Memang kita harus membayar mahal untuk mendapatkan sebuah kedewasaan. Kedewasaan tidak akan lahir dengan hanya beradu pandang dengan keindahan, kenyaman, dan kelapangan. Tapi sebaliknya, kedewasaan lahir dari pergulatan, perbenturan, dan bertabrakan dengan kenyataan hidup yang keras. Walaupun dalam pertarungan itu kita tidak menang, namun setidaknya hal tersebut tidak menjadikan kita sebagai manusia pengecut yang tidak pernah berani untuk berkompetisi dan menerima tantangan...

Setelah bergulat tersebut, bukan berarti secara otomatis kita mendapatkan wings kedewasaan. Justru proses setelah itulah awal sebuah kedewasaan diuji. Bagaimanakah kita memandang sebuah kemenangan dan bisakah kita menerima dengan legowo sebuah kekalahan ??  Bila kita bisa menyikapi itu semua dengan bijaksana, maka secara otomatis wings kedewasaan itu akan muncul dari dalam jiwa yang selanjutnya terpancar dalam tutur dan sikap keseharian kita. Jadi, orang yang berjiwa dewasa adalah individu yang selalu mensyukuri sebuah kemenangan (selanjutnya bertekad untuk lebih baik), dan tidak kelimpungan (reaktif gak jelas) bila menerima kekalahan...

Kalo boleh dan bisa dibilang, kedewasaan bisa diproyeksikan sebagai bahan bakar untuk menciptakan sebuah peradaban baru. Peradaban yang didalamnya penuh dengan individu yang mempunyai jiwa berkeadilan, bijaksana, dan humanis. Yang selalu memenuhi rongga-rongga dadanya dengan keikhlasan dan kebijaksanaan dalam memandang sebuah permasalahan/persoalan. 

Untuk menuju ke arah sana diperlukan sebuah instrumen yang berlogo psikologi kedewasaan (Sofyan, 2008)*. Psikologi yang mampu memutar jiwa rapuh menjadi tegar, dan membalik jiwa-jiwa arogan menjadi jiwa-jiwa tawadhu. Kedewasaan tidak bisa dipelajari secara akademik, dan kedewasaan tidak bisa dibeli dengan mata uang manapun juga, tetapi percayalah kedewasaan bisa diraih dengan cara selalu memandang dan menempatkan hidup dan kehidupan secara bijaksana.  Dan nikmatilah itu semua sebagai sebuah skenario integral dari ALLAH.

Jadi, bangkitlah... sesungguhnya harapan itu masih ada....

 

*Yan... teori dirimu dah kupake tuh.... syukron ya... Umat selalu membutuhkan orang-orang yang mempunyai pemikiran brilian seperti dirimu. Allahu Akbar...

 

 

2 komentar:

  1. setuju mbak.... thanks ya sharingnya

    BalasHapus
  2. Makasih banget mba tita buat persetujuannya... hihihi
    Kita saling sharing-sharingan yauw....

    BalasHapus

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas