Berapakah harga tangisku yang mengalir karena ketidakberdayaanku untuk menepis segala hal yang tak kumaui
Berapakah harga tangisku yang meleleh karena ketidakmuatan kakiku mengangkangi aral yang tersebar diseluruh perjalananku
Berapakah harga tangisku yang terhempas karena ketidakkuasaanku untuk mencabut onak yang menancap dalam dijiwaku
Berapakah harga tangisku yang tercurah karena kepalsuan tirani
Berapakah harga tangisku yang tercucur karena kekerdilan diriku
Berapakah harga tangisku yang telah mampu menjebol keperkasaan dan kesombonganku
Berapakah harga tangisku kala ku melihat guratan lelah di wajah orang yang kusayangi
Berapakah harga tangisku kala ku tak tahu lagi bagaimana cara membahagiakan orang yang terkasih
Berapakah harga tangisku ketika kumenekuri sekerdil apa aku diharibaanNya
Berapakah harga tangisku ketika kusadari aku bukanlah apa dan siapa
Berapakah harga tangisku kala kutundukkan dan sujudkan kening ini ke bumi
Berapakah harga tangisku kala ku tersadar tak ada yang ku gembol di hari nanti
Berapakah harga tangisku ketika kutak tahu lagi bagaimana mengeluarkan dan mencerna air yang tersembul dari kedua mataku
Sebenarnya berapakah harga tangisku …. ?
Dan seberapa pentingkah aku harus menakarnya ?
Jika setelahnya tak ada cahaya yang tersingkap
Tak ada posisi yang tergeser
Dan tak ada jiwa yang menggeliat karenanya
Jadi, masihkah ku harus menghargai tangisku…..?
kadang kala tangis dan air mata dapat meringankan beban yang menghimpit..
BalasHapusmaka..menangislah selagi kau mampu..
iya mba...
BalasHapus"menangislah... jika harus menangis... karena kita semua manusia...
Manusia bisa terluka... manusia bisa menangis... dan manusiapun bisa mengambil hikmah..." (kata dhani)
semoga saya bisa mengambil hikmah dari setiap tetes air mata yg mengalir