.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Selasa, 27 Mei 2008

ASESMEN DI KELAS BATU*

Rasional

Membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa membaca seseorang tidak dapat melakukan aktivitas menulis dengan baik dan sebaliknya tanpa menulis seseorang tidak akan dapat melakukan aktivitas membaca. Fenomena inilah yang akhirnya membuka peluang bagi para guru untuk mencoba mengkolaborasikan antara keduanya di dalam proses pembelajaran. Keuntungan dari menggunakan metode ini secara tidak langsung adalah dapat meningkatkan minat baca siswa. Selain itu, dengan metode ini membuat siswa lebih banyak berinteraksi dengan “barang tercetak” (melalui pemilihan materi yang ingin mereka baca), membuat mereka sering menulis, terbiasa menggunakan literatur untuk berbagai macam tujuan, dan merasa terlibat langsung terhadap pengukuran kemajuannya sendiri.

Sebelum menggunakan suatu metode pembelajaran, seorang guru perlu mempertimbangkan efeknya bagi siswa. Begitu juga sebelum seorang guru menetapkan metode kolaborasi membaca dan menulis ini. Pertanyaan berikut dapat dijadikan guru sebagai dasar pertimbangan sebelum menggunakan metode kolaborasi membaca dan menulis :

1.     Bagaimana kita dapat mendorong siswa agar dapat menyertakan kemampuannya di luar sekolah dalam hal membaca, menulis, dan lainnya ke dalam portofolio mereka ?

2.     Bagaimana kita dapat melibatkan siswa dengan pengalaman literasinya yang berhubungan dengan kehidupan pribadi dan akademiknya ?

3.     Bagaimana kita dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan kemampuan literasinya untuk mengekspresikan dirinya dan atau mengubah lingkungannya ?

Berikut adalah beberapa cara untuk menghidupkan metode kolaborasi membaca dan menulis di kelas :

1.      Menyediakan berbagai macam kesempatan bagi siswa untuk dapat berinteraksi dengan buku

Guru pada kelas dasar, menengah, dan atas biasanya menciptakan lingkungan membaca dengan cara memberikan stimulasi berupa pengalokasian waktu untuk membaca dan mendiskusikannya. Didalam kegiatan tersebut siswa bebas untuk membaca dan merespon apa yang telah dibacanya, membaca dalam kelompok yang memiliki kesamaan kesukaan. Untuk itu, kelas wajib hukumnya menyediakan berbagai jenis buku untuk berbagai level. Disamping itu, guru juga membagikan pengalamannya kepada siswa saat ia menulis dan membaca.

Selain itu, guru juga dapat menyediakan sebuah buku catatan kecil  untuk tiap-tiap anak. Buku ini berfungsi sebagai jurnal literatur. Setiap siswa distimulasi untuk dapat membuat 3 buah tulisan yang disukainya setiap minggu yang kemudian hasilnya didiskusikan kembali.

 

2.      Menyediakan kesempatan bagi siswa agar dapat berdialog tentang berbagai macam topik

Pada tahap ini akan terlihat sejauh mana komitmen siswa untuk dapat bekerja sama dengan yang lain. Karena  ditahap ini juga, mereka harus mengkomunikasikan dan mendiskusikan apa yang telah ditulisnya dalam jurnal dihadapan teman-temannya. Kelebihan dengan menggunakan metode ini adalah mengajarkan anak untuk dapat berpikir kritis dan belajar mengekspresikan apa yang dirasakan siswa ke dalam sebuah tuisan.

 

3.      Menyediakan kesempatan selebar-lebarnya untuk menulis

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan selebar-lebarnya untuk menuliskan topik apa saja yang ingin dia sampaikan. Dalam hal ini, siswa boleh mengeksplorasi apa yang dirasanya tidak terbatas dalam bentuk tulisan tapi juga dapat dalam bentuk gambar ataupun label.

 

4.      Penilaian kolaboratif interaktif

Metode ini dikatakan sebagai penilaian kolaboratif interaktif karena dalam kelas ini siswa dituntut untuk dapat berpikir tentang kualitas hasil kerjanya sendiri. Dalam kelas baca dan menulis, portofolio dapat membantu siswa untuk :

a.      Membuat koleksi hasil kerja yang berarti

b.      Merefleksikan kekuatan yang mereka miliki dan kebutuhan yang harus dipenuhi

c.       Menetapkan tujuan individuals

d.      Melihat kemajuan belajarnya setiap waktu

e.      Berpikir tentang bagaimana menghadirkan ide dalam bekerja

f.        Melihat berbagai macam pekerjaan

g.      Melihat sejauh mana usaha yang telah diusahakan

h.      Memiliki pemahaman tentang penulis dan pembaca

i.        Merasa memiliki atas segala yang telah mereka kerjakan

j.        Merasa apa yang telah dikerjakan memiliki keterkaitan secara pribadi

 

Mengembangkan Prosedur yang Sensitif dan Informatif

Selama proses dilaksanakannya metode ini, seorang guru bagai kelimpahan data yang sangat besar tentang siswanya. Dikatakan demikian, karena portofolio yang ada di tangan guru merupakan representatif umum dari kemampuan siswanya dalam hal membaca dan menulis. Dengan data yang ada ditangannya seorang guru dapat memberikan treatment kepada siswanya dengan pendekatan individual. Namun, dalam metode ini ada 3 hal yang perlu digarisbawahi selama pembelajaran dengan siswa yaitu, siswa, guru, dan portofolio.

 

Siswa Sebagai Pembuat Keputusan

Sudah dijabarkan sebelumnya, bahwa dalam kelas baca dan menulis siswa diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memilih topik yang disukai. Tidak hanya itu saja, siswa juga diberikan kebebasan untuk menuangkan topik yang dia pilih baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk mengkatarsiskan, mendialogkan, ataupun mendiskusikan apa yang telah mereka tulis terhadapa kelompok kecilnya. Disini peran guru hanya sebagai fasilitator dan sekaligus membantu memberikan motivasi ke siswa tentang pengalaman dia saat menulis dan membaca.

 

Peran Guru dan Siswa

Dibawah ini peran guru dan siswa dalam mengoptimalkan pengoperasian asesmen portofolio dengan pendekatan membaca dan menulis.

 

 

Peran Guru

Peran Siswa

 

Menyediakan berbagai hal yang dibutuhkan kelas

Memilih topik tulisan

 

Merencanakan bagaimana input, melibatkan, dan menginteraksikan siswa dalam kegiatan di kelas

 

Memilih bahan bacaan

 

Menyediakan waktu untuk tugas yang mendorong pengambilan keputusan, drafting, refleksi, diskusi, membaca, dan merespon

 

Mengorganisasi, merawat, dan merespon untuk membaca dan menulis portofolio

 

Menyediakan instruksi dan harapan

 

Melibatkan diri sendiri dan dalam kelompok asesnen

 

Menilai proses, usaha, progres, dan hasil, bila memungkinkan produk dari siswa

 

Mengkoleksi, menganalisa, membandingkan, dan memilih contoh tulisan dan bacaan

 

Membantu siswa untuk mengatur/menata portofolio

 

Berkolaborasi dengan orang lain untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu

 

Mengoleksi dan menganalisa sampel kerjaan siswa

 

Menyusun tujuan

 

 

Mengembangkan gaya mengajar yang interaktif

 

 

Menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dari interaksi dengan siswa tentang portofolio mereka untuk membantu membuat instruksi pembelajaran

 

 

Menggunakan analisis dan sampel untuk dilaporkan kepada masyarakat pengguna

 

 

 

KESIMPULAN

Dari beberapa hal yang telah disampaikan di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa untuk membuat anak merasa nyaman dan bermakna dalam melakukan pembelajaran bukanlah suatu hal yang mustahil terwujud. Melalui penggunaan portofolio dalam kelas membaca dan menulis (bahasa) pembelajaran dapat menjadi optimal dan menyenangkan.

Dengan menggunakan portofolio sebagai salah satu asesmen ternyata banyak keuntungan besar yang dapat diraih oleh siswa dan guru.

Manfaat portofolio yang dirasakan oleh guru secara tidak langsung adalah dapat mengetahui ”track record” siswa, baik dari segi kemampuan menulisnya maupun pengetahuan atau latar belakang yang dimiliki siswa. Sehingga bila terjadi suatu masalah, guru bisa menyelesaikannya dengan cara bijaksana dan pendekatan individual.

Sedangkan manfaat pengerjaan portofolio dari sisi siswa selain adalah sebagai wahana refleksi ataupun self feedback untuk tingkat pengetahuannya. Selain itu, tugas-tugas yang dilaksanakan dalam rangka asesmen portofolio dapat membantu siswa untuk dapat berpikir secara kreatif, edukatif, dan mendalam.


* Istilah yang saya buat sendiri untuk Model Asesmen Portofolio Kelas Membaca dan Menulis

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas