Pernah ku merasa sendiri kala sedang bersama dan terkadang aku merasa bersama walaupun sedang dalam kesendirian. Aneh memang, tapi mungkin itulah fenomena alam yang kerap terjadi diputaran waktu hidupku. Terkadang pula timbul kebimbangan dalam hatiku kala kumulai memasuki dan terjun ke dalam putaran waktu itu, apakah kusanggup untuk bergulat dengannya dan keluar sebagai pemenang. Atau ku hanya mengibarkan bendera putih tanpa pernah berani untuk beradu nyali dengan waktu. Rapuh, mungkin hanya kerapuhan jiwa saja yang membuat ku terkadang mau untuk mengangkat bendera putih itu sebelum berlaga. Tapi, alhamdulillah kadang keegoanku, kesombonganku, dan kenekadanku sebagai seorang manusia mampu menjorokkan aku ke dalam pusaran waktu yang akhirnya menggerus segala mental, peluh, dan asaku sebagai seorang manusia.Anehnya lagi, aku merasa terhormat sebagai manusia walaupun dalam pergulatan itu aku yang terkesampingkan di sudut ring waktu. Tapi aku bangga akan hal itu.....
Tak pernah terpikirkan sebelumnya apa yang kugenggam akan seperti ini kejadiannya, karena sebelum tersampainya kudisini kuhanya mampu mengeja dan mengatur langkah apa yang mungkin bisa kutata dan rapikan dengan kedua kaki dan tangan kecilku ini. Dan benar “bahwa Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya”...
Maha besar Allah yang telah menyediakan prasmanan nikmat disepanjang sejarah hidupku, sampai ku terkagum-kagum dan terbengong-bengong melihat dan menyaksikan nikmat yang begitu sporadisnya menghinggapi diriku. Dan yang membuatku malu dan teramat sangat malu, hanya sedikit bahkan terhitung tiada artinya apa yang telah aku berikan padaNya. Sampai ku berpikir apakah yang telah kulakukan sampai saat ini dapat kubanggakan dihadapanNya nanti....
Dia selalu mengingatkanku tanpa orang lain mendengar, Dia memberikan semua hal terbaik dan terindah tanpa orang lain tahu, dan Dia telah menyiapkan sesuatu yang spesial untukku tanpa diiklankan dan diworo-worokan terlebih dahulu. Subhanallah....
Tapi, sebagai manusia mengapa aku selalu bodoh, sehingga membuatku selalu saja terjebak untuk menyuarakan, saat kuingin menyiapkan dan memberikan hal-hal yang menurutku terindah dan terbaik untuk dipersembahkan bagi orang-orang yag berkeliaran di lingkaran tahun kehidupanku. Padahal sejatinya, aku ingin selalu mengubur semua kebaikan yang berloncatan dari diriku.
Sebagai seorang hamba aku tak pernah mau untuk ditinggalkan dan meninggalkan. Aku ingin selalu mencari harumMu untuk kutebarkan disepanjang jalanku, dan ku selalu butuh cahayaMu disetiap repihan detik yang bergulir. Tapi, seperti yang telah aku pernah sampaikan padaMu, biarlah hanya Engkau dan aku yang tahu apa yang belum, tengah, dan akan aku lakukan. Jadi, Ya Allah kumohon ridhoilah aku, agar Engkau mau untuk selalu membiarkan aku menggapai bayangMu dalam diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas