.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Jumat, 13 November 2009

Akhirnya Cintakupun Menemukan Tambatannya

Aku memasuki dunia ini tanpa cinta. Benar-benar tanpa cinta, karena memang aku tidak suka. Tak pernah tertuliskan secara nyata di rencana hidup untuk memasuki dunia ini, walaupun kusering menyebutnya. Ku menyebutnyapun bukan karena ketertarikanku padanya, namun lebih karena banyak orang yang bertanya akan kemanakah togaku nanti bermuara. Mungkin aku terlalu sombong. Mungkin pula aku terlalu ego, sehingga ku sering memandang lemah dunia ini. Entah mengapa, sampai saat inipun aku belum bertemu dengan jawabannya.

Aku memasuki dunia ini dengan penuh air mata. Guncangan yang maha dahsyat. Layaknya seekor semut yang diterpa gempa bumi 15 SR. Tidak mati ditempat saja sudah syukur. Hanya bisa diam sejenak sambil mengeja kondisi yang sedang bergerak. Kemudian merangkak setapak demi setapak, sampai akhirnya ku mulai bisa sedikit mendongak dan tegak. Walaupun untuk itu semua terkadang kumasih perlu tonggak.

Aku memasuki dunia ini dengan jiwa yang penuh tremor. Terlalu besar timpukan dari multiarah yang menancap kuat di jiwa mudaku. Aku memang bukan makhluk kesohor yang bisa melenggang secara gratisan di karpet hijau. Akupun bukan pula makhluk berkapasitas besar yang bisa mendorongku masuk secara longgar. Tidak. Aku hanya makhluk lemah yang cuma bermodal memo dariNya. Dan kupikir, tak ada cerita dalam kamus hidupku untuk meletakkan memo selain memo dariNya.

Aku berdiri di depan mereka tanpa rasa. Hanya keterpaksaan. Jadi tambah terpaksa dan sengsara karena pemandatan tak jauh dari waktu tayangnya, sedangkan aku sudah tidak berkawan dengannya sejak lama. Butuh pengenalan instan yang luar biasa. Gagu seketika bukanlah sebuah fenomena yang ragu untuk tercipta. Mungkin saat itu, cuma itulah yang sanggup kutemukan untuk menertawai suasana. Gila. Sempat terpikir untuk berhenti dan bergeser ke dunia yang lain. Jawaban itu terlintas benar dan sudah mewujud menjadi aksi. Beginilah kiranya hasil rembukan antara fisik dan psikisku yang sudah begitu teraniaya. Benar-benar gila... Predator. Kala manusia sudah begitu nikmatnya untuk memakan manusia. Semoga ku tak menjadi salah satu diantaranya.

Waktupun terus berjalan. Senyumku sudah mulai mengembang. Air mataku sudah mulai menyurut. Tremorkupun sudah mulai menipis. Secara perlahan tapi pasti suasana ini sudah bergeser ke kuadran positif. Apa yang membuatnya menjadi demikian??? Mereka... ya mereka... mereka yang duduk berderet di hadapanku. Melalui mereka aku belajar bagaimana berbicara. Dengan mereka aku belajar tersenyum dan bercanda. Dari mereka aku belajar bagaimana mentransfer kasih dan sayang. Lewat mereka aku belajar menempatkan dan mentato diri dengan kebaikan. Berawal dari mereka ku belajar memposisikan makhluk-makhlukNya di belantara hatiku. Semua melalui mereka. Aku telah belajar banyak dari mereka. Merekalah yang secara tidak langsung telah menguatkanku saatku mulai lelah dan rapuh. Merekalah yang secara tidak langsung melecutkan motivasiku saat semangat ini sudah mulai mengendur dan terjepit di antara belatara aktivitas remehku. Ahhh... semua memang karena mereka...

Sekarang kusudah bisa tertawa terbahak, bergandengan, bercerita, dan menyelipkan kegilaan-kegilaan diantaranya. Terlalu banyak cerita berkaitan dengan mereka. Terlalu indah. Disaat suka dan dukaku mereka selalu ada. Dan ku mulai menyukai dunia inipun karena mereka. Kebersamaan bersama merekalah yang selalu memacu rinduku untuk berada disitu...

 

 Mungkin ini sedikit dari sekian banyak cerita yang makin membuat cintaku tertambat di sini...

 

Pas Sakit

"Mba, maaf nih kita cuma bisa bawa ini doang" (Dengan senyuman dan cengiran khasnya dia membawa sebuah chocolatos, sebuah chuba (keripik kentang keju) ke RS pada saat saya dirawat karena tipes). Dan merekalah yang mendorong kursi roda saat saya akan pindah kamar. Merekapun datang silih berganti. Kita bercanda dan tertawa bareng sampai pasien di sebelahpun bingung. Apakah saya benar sedang sakit atau tidak? hehehe

"Mbae, untuk kelas ini biar saya yang bantu handle. Yang penting mba sehat dulu. Pokoknya selama nafas yang masih berhembus ini menggerakkan ukhuwah, slama itu yang bisa ana perbuat. Semoga bermanfaat"... Subhanallah, saya seperti ditonjok palu godam karena belum pernah rasanya saya mengumbar kata-kata seperti ini pada saudara-saudara saya.

"Mbaku sayang... syafakillah ya... semoga cepat sembuh"... Sebelumnya saya sulit untuk mengucap kata sayang, mungkin lingkaran hidup saya terlalu keras untuk mengucap itu dan dari merekalah saya belajar melantunkan kata-kata sejenis itu.

...

 

Pra Kelas

Bercandaan dan nongkrong bareng sering tercipta. Melihat serunya mereka sarapan sambil bercanda/i. Mendekatinya dan ikut bergabung di dalamnya adalah sebuah kenikmatan, apalagi setelahnya dikasih juga... hehehe *ngarep

"Kak, maaf terlambat. Aku terjebak hujan. Kuyup nih, tapi aku masuk kok. Kakak masuk ya" Subhanallah... yang seperti ini yang kadang membuat saya rela menerobos hujan.

"Kak, besok masuk nggak? fansmu dah pada menanti nih... hehehe... ternyata ada yang ngipas angin juga sama saya. Tapi, dengan itulah saya belajar bagaimana mengungkapkan rasa yang terasa melalui struktur kata.

...

 

Pas Kelas

Dodol-dodolan mungkin sering tercipta secara tidak sengaja. Sampai pernah kita makan kerupuk di kelas sambil menyaksikan yang presentasi... ampun dah... bahan buat praktek di makanin juga...

Pernah saya langsung diberikan obat batuk oleh 2 orang di kelas, secara saya lagi batuk berat tapi tetap masuk. Dan akhirnya, kedua obat batuk itu saya minum secara langsung demi untuk menghormati mereka. Memberi secara langsung tanpa pamrih, sayapun belajar dari mereka.

Ini salah satu cerita yang gak pernah akan lupa dari ingatan saya. Gimana cerita dan caranya suara lagi hilang, tapi tetap harus mengisi di kelas. Solusinya adalah instruksi semua ditulis di papan dan kuis... hehehe. Mereka memahami akan hal tersebut dan itupun saya belajar dari mereka.

...

 

Pasca Kelas

Mulai ngobrol, curhat-curhatan, ngerujak bareng, sampai dengan poto2an semua tergelar di sini. Dan paling asoy kalo sambil dipijitin... Uenak nian... besok-besok lagi ye... hihi

 

Pokoknya semua alur yang terlewati semua membekas di sini. Kado secara fisik dan psikis yang telah kalian berikan sejauh ini akan tetap tertanam di sini. Namun akupun menjadi sangsi, bagaimana caranya ku bisa membalas segala kebaikan dan ketulusan hati kalian. Semoga ALLAH membalasnya dengan lipatan kebaikan untuk kalian, itu yang bisa terucap dari bibirku. Terima kasih dan sayang teman-teman untuk semuanya...

 

 

 

*for all civitas academica: I Love You Full

 

 

 

 

 

2 komentar:

  1. hati2 mbak jangan terlalu full..nanti luber....malah mubadzir..
    heheh...
    :)

    BalasHapus
  2. Bagus malah an klo luber, jadi cinta saya bisa mengalir sampai jauh dan akhirnya ke laut... Yah, gak beda jauhlah sama bengawan solo n cewek matre.... Hehehe

    Mubadzir kek, mubokir kek, muboneng kek, nyang penting mau :D *paan sih lussy, tak jelas gini y

    BalasHapus

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas