.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Rabu, 21 Desember 2011

Ijinkan yaaa...

Assalamu'alaykum....


Saat ini, ijinkan aku termangu. Diam sambil membaca segala hal yang telah terlewati. Jalanan dan jalinan ini yang membuat kita sedikit menepi tuk kemudian bertukar nama, sapa, dan peristiwa. Kemudian, kita pun kembali berjalan dengan deru dan tunggangan yang berbeda. Kadang kau yang menyepat dan kadang aku yang melambat. hehehe... Serupa tanpa beda ya... biarlah aku tak cemburu untuk yang satu itu, namun pastinya aku makin cemburu saat kamu melesat di satu selain itu.

Saat ini, ijinkan aku terdiam. Mencoba memamah peristiwa tuk coba hadirkan makna. Makna yang muncrat dari hasil repihan bodohku. Semoga hanya kebenaran saja yang keluar dan bilapun kesalahan yang keluar, semoga itu hal yang mudah tuk terhapuskan. Jalanan dan jalinan ini mengajarkanku sebuah arti. Arti yang mungkin hanya berarti untuk diriku sendiri. Yang mungkin terlihat remeh ataupun lebay dari pandangan selain aku. Kamu, anda, situ... bisa saja termasuk didalamnya. Tapi santai saja, ku takkan melakban mulutmu bila kau bersuara seperti itu. Ku mungkin malahan akan berterima kasih padamu. Karena kau telah memberi warna baru dalam bentukan artiku, yang mungkin masih sangat lemah saat ku pertama kali menggulirkannya.

Saat ini, ijinkan aku terpesona. Kau mungkin bertanya, apa yang telah membuatku terpesona. Maka tak raguku menjawab, salah satunya karena kamu, anda, situ... Kalian semualah yang membuatku terpesona. Cinta, sayang, perhatian, dan doa keluar begitu saja, tanpa sebelumnya kuminta, paksa, dan tekan. Semua hal itu mengalir lembut, perlahan namun pasti membasahi dan menghangatkan jiwa ini. 

Saat ini, ijinkan aku tuk gagu. Sebab tak mampu kuurai rasa lagi. Hatiku penuh tersebab (sepertinya) banyak cinta yang terperangkap di hatiku. Mestikah kujatuhkan cinta itu satu persatu? Tidak, tak akan kusia-siakan pemberian gratisan ini. Mungkin kucoba tata dan letakkan sesuai porsinya saja. Biar semuanya menjadi terlihat lebih indah dan terkesan mewah...

Ijinkan saja semuanya ya... percayalah, kutakkan hamburkan ijinmu itu tuk hal-hal yang tidak guna. Misalpun ku melanggarnya, cabut saja ijinmu dan berilah ku sangsi. Agar aku sadar diri. Kalau berdiri ku masih tidak sadar, tampol saja aku hingga ku tersungkur, mungkin itu kan membuat ku tersadar... atauuu malah tersandar untuk selamanya 


Jakarta, 21 Desember 2011
Sang Pemohon Ijin,



lussysf


cc. semua sahabat hatiku

sumber gambar: mutiara-t-t.blog.ugm.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas