Angin datang dari mana?Merayapi lembah gunung
Ada luka dalam duka
Dilempar ke dalam kawah
Memanjat tebing sunyi
Memasuki pintu misteri
Menggores batu-batu
Dengan kata sederhana
Dengan doa sederhana
Merenung seperti gunung
Mengurai hidup dari langit
Jejak-jejak yang tertinggal
Menyimpan rahasia hidup
Selamat jalan saudaraku
Pergilah bersama nasibmu
Pertemuan dan perpisahan
Dimana awal akhirnya?
Dimana bedanya?
Dimana bedanya?
Doa-doa terdengar dalam sunyi
Doa-doa terdengar dalam sepi
by: Iwan Fals
--------------------------------------------------------------------------
Saudaraku, tahukah kau betapa terasa ada ruang yang kosong di sini, di hati ini. Kala kaki kita mulai melangkah tidak di tempat yang sama. Kala ruang edar diri kita mulai tidak bisa saling menjangkau.
Lalu akankah hal tersebut kan mengkerangkengi kaki kita masing-masing? Tidak... Jalanlah terus wahai kau saudaraku, selagi tapak itu tak menggerus tapal kebaikan yang telah kau timbun selama ini. Jalanlah terus saudaraku, usah lagi kau tengok wajahku. Tatap terus ke depan, usah kau khawatirkan kerikil dan batu yang kan menghadang. Toh, kerikil dan batu pun bisa jadi sebuah mahakarya yang indah jika kau tahu bagaimana mengolah dan memaknainya. Jalanlah terus saudaraku, pergilah jemput nasibmu...
Janganlah kau khawatirkan perpisahan, begitupula aku. Karena perpisahan merupakan kata yang niscaya muncul kala kita sudah berani untuk bertemu. Saudaraku, terus dan tetaplah berjalan... kan kuusung doa untukmu, walau dalam sunyi, dalam diam. Walau kadar doaku tidak seberapa dibanding doamu untukku...
Teruslah berjalan... tetaplah berjalan... pergilah menyusuri jalan nasibmu... jejak dan tapakmu tetap menjejak dan takkan kabur ditiup angin. Teruslah berjalan wahai saudaraku....
sumber gambar: ngerumpi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas