16 hari mendapat pasangan hidup

"Lus, ada di rumah gak ? klo ada, aku mau ke sana nih..." ujar salah satu teman SMA saya di telpon. "Ada, ke sini aja..."

Sekitar jam 5an dan tepatnya seminggu yang lalu obrolan itu terjadi. Singkat cerita beliau dah datang ke rumah nih. Setelahnya dilanjutkan dengan ngobrol ngalor-ngidul di kamar saya. Dah lama banget gak ketemu muka dengan beliau soalnya. Terakhir ketemu sekitar 2 tahun yang lalu (selebihnya paling bertukar kabar via sms atau telpon). Malam-malam. Itu juga dalam rangka nemenin salah satu teman kami (yang gak perlu disebutkan ulfanya ) buat nyari lokasi wawancara kerja yang akan dilaksanakan esok harinya. Geblek banget deh pokoknya malam itu...

Sampai akhirnya beliau bilang gini "Aku ke sini mau ngasih undangan nih. Dateng ya... Ibu ama mamas juga sekalian. Oiya, nih sekalian nitip undangan buat ulfa...."

"Wah beliau mah dah di makassar. Telpon aja..."

Akhirnya tuh bocah berhasil kita telpon. Pas nelpon beliau gak langsung bilang maksudnya, tapi malah ngomong gini "ul, lussy nikah... Dirimu bisa pulang ke Jakarta gak ?"

Dari seberang telepon terdengar suara (di loudspeaker) "wah payah noh anak... Kok gak bilang-bilang ama gue. Padahal pas lebaran kan gue main ke rumah die (beliau emang ke rumah pas lebaran pertama dan di sini sampai malam pula. Mungkin itu yang membuat beliau bereaksi demikian)"

Nah sebelum lanjut, ada sedikit cerita "aneh" nih sebagai pengantar kedatangan ulfa ke rumah. Tanpa ba bi bu lagi beliau ngomong di telpon kayak gini "Bo' (cuma beliau yang manggil saya kayak gini) loe ada di rumah gak ? Gue dah di jalan nih. Bete..." setelah saya jawab kayak gini telpon langsung ditutup "Ada" (dalam hati saya bilang gini... kenape lagi tuh bocah lebaran-lebaran bete).

Oiya balik lagi ke cerita sebelumnya...

Beberapa detik setelahnya, saya dan Tia ketawa bareng "bukan deng... Diriku yang mau nikah, tanggal 26 ini. Sekarang lagi di rumah lussy nih. Datang ye"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tia adalah orang baru pertama yang berhasil saya kenal saat pertama kali masuk SMA. Eh... nggak taunya kami sekelas, 2 tahun malahan (kelas 1 dan 2). Beliau merupakan pribadi mandiri, karena sejak SMP (klo gak salah), ayah dan ibunya dah meninggal. Sedikit banyaknya saya tau bagaimana beliau. Makanya saat menerima kabar itu langsung dari mulutnya, hati ini seneeeeng banget. Saat itu saya cuma bilang "beneran Ya... Alhamdulillah... Subhanallah... Doain yey biar diriku segera nyusul"

Mengalirlah cerita dari mulutnya. Panjang. Saya takjub dengernya. Cerita itu berakhir di kalimat ini "Maaf ya lus, dadakan banget ngasih taunya. Aku juga nggak nyangka begini cepat prosesnya. Kenalan, trus langsung lamaran tanggal 10 dan tanggal 26 nikah. Repot banget jadinya" -- " Aku bantu apa ?" -- "Nggak usah, udah ada yang bantu ngurusin. Kamu tinggal dateng aja".

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Subhanallah... tidak ada yang tidak mustahil bagi ALLAH. Cuma 16 hari momentum kebahagiaan ini terjadi. Tanpa berpanjang kata. Tanpa berpanjang peristiwa. ALLAH telah menggerakkan hati seorang lelaki untuk berani mengucapkan tanda pinangan kepada seorang perempuan dan  ALLAHpun telah melembutkan hati seorang perempuan untuk berani memberi anggukan tanda setuju atas pinangan yang datang padanya. Rasanya seperti tidak ada pertimbangan sama sekali, mungkin ini salah satu aplikasi dari cara berpikir BLINK. Berpikir 2 menit, namun dapat menghasilkan jawaban yang tepat dan komprehensif [dalam hal ini keputusan]. Think Fast. Sebelum diserobot hayuklah... gitu kali kalo boleh disketsain... hehehe

Saat salaman beliau bilang kayak gini "cepet nyusul ya Lus... insyaALLAH abis lebaran haji udah ya Lus" --- dengan bercanda saya bilang kayak gini [padahal masih gelap nih ] "insyaALLAH sebelum tahun ini berakhir aja ah. Doain aja Ya" --- "wah, malah lebih cepet tuh" --- saya jawab dengan senyum dan sedikit ketawa aja.

Barakallahu laka wa baraka alaika wajama'a bainakuma fi khoir, temanku...

*sayangnya tadi cuma ketemu satu teman SMA dan ntu juga pas beliau mau pulang...