Surat Cinta Untuk Teman-Teman PP'07:
"Saya tidak akan menangis lagi karena kampus ini, di kampus ini. Tak akan lagi ada muncratan air mata saya di kampus ini. Tak akan lagi ada cerita yang mampu membetot ketegaran pintu air mata ini. Cukup sudah air mata membanjiri kampus ini. Cukup sudah kampus ini terbanjiri oleh air mata saya. Tapi apa hendak dikata, ternyata semua itu tinggallah sebuah niatan. Sebuah rencana manusia renta. Nyatanya, jumat ini pertahanan batin saya benar-benar roboh. Pertahanan yang coba saya bangun hampir 7 tahun belakangan. Imunitas yang coba saya bangun agar air mata ini tidak lagi berderai. Sekarang, semua niatan dan rencana itu sudah menjadi nostalgia... Menyesalkah saya dengan itu semua? tidak sama sekali. Bahkan sebaliknya, saya relakan air mata ini, untuk hal ini...
Saya menuliskan ini semua, bukan ingin memamerkan rasa yang terasa. Tidak sama sekali. Semua ini lebih karena bentuk ketidaktahuan saya tentang bagaimana caranya menyalutkan semua kerja kalian. Terlalu besar perjuangan kalian untuk semua ini bila dibandingkan saya. Saya cuma sedikit bersuara, sedangkan kalian...
Saat kalian berseteru untuk menggolkan sebuah konsep, mungkin saya sedang menonton keseruan di televisi. Saat kalian berjibaku memunguti data dari berbagai sumber, mungkin saya sedang menikmati indahnya dunia maya. Saat kalian memaksa mata kalian untuk tetap "hidup", mungkin saya sedang bermimpi indah. Saat kalian berlari-larian di tengah malam yang dingin, mungkin saya sedang meringkuk di balik selimut malam. Dan entah fenomena kontras apalagi yang telah tercipta. Yang jelas, sungguh saya malu dengan ini semua. Malu akan begitu ringannya neraca hasil dari apa yang telah saya lakukan. Hanya secuil diantara bongkahan besar peristiwa.
Di balik incaran gerhana, kita tancapkan peristiwa besar ini. Peristiwa yang kan menjadi salah satu sejarah dalam lingkaran kehidupan kita. Peristiwa yang tidak pernah dibayangkan, bahkan mungkin belum pernah dimimpikan sebelumnya. Peristiwa yang membuat imunitas saya retak...
Tidak ada yang istimewa di hari itu, sampai kalian perlihatkan dua "bayi" itu di hadapan mata. Mungkinkah ini rasa yang dirasai seorang ibu yang baru melahirkan? kala semua rasa berhimpun jadi satu dan kemudian bermuara dalam sebuah titikan air mata. Jika iya, saya mungkin orang yang sangat bersyukur karenanya. Betapa tidak, karena ALLAH telah mengizinkan saya merasai rasa itu jauh sebelum saya dapat melahirkan seorang anak dari rahim saya sendiri. Akhirnya cuma deretan kata ini yang sanggup saya sematkan di hati kalian... (tidak sama persis pastinya, karena ini hasil olah ingatan saya saja)
"Jika sebelumnya saya hanya punya beberapa kata untuk disampaikan, tapi saat ini saya sudah benar-benar kehilangan kata. Banyak rasa yang bergetar di sini, mulai dari rasa salut sampai dengan rasa cinta. Ya, karena rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa. Ilmu itu dekat dengan amal. Usia manusia terbatas, satu cara untuk memperpanjangnya yaitu dengan tulisan-tulisan kita. Semoga apa yang kalian buat ini akan menjadi amal ibadah, passive income yang kan terus mengalir walaupun kalian sudah tiada. Sebelum air mata ini menitik, maka saya akhiri sampai di sini..."
Saat saya mengucapkan kata itu, hati ini begitu bergetar dan mata ini memanas. Bila lebih lama lagi saya berkata-kata, mungkin air mata ini benar-benar akan menitik. Hilangkah rasa itu sampai saat ini? tidak. Rasa itu masih terus berlagu, saat saya menatap kedua buku itu, saat saya membaca tulisan-tulisan kinerja kalian, saat ada yang menyalutkan keberadaan buku itu, saat saya mesti mengeluarkan kata untuk meresponsnya. Dan maaf teman, cuma ini yang sanggup saya jawab "merekalah yang hebat, bukan saya..." karena dada ini masih begitu bergetar...
Teman, ini bukanlah akhir. Jadi, janganlah buru-buru kalian tangkupkan sayap ilmu dan kreatifitas kalian. Berilah sentuhan berbeda dari hal yang biasa. Mesti orang lain memandang remeh, biarkanlah, selagi apa yang kita lakukan masih berada dalam rel kebenaran. Berilah orang lain kesempatan untuk merasakan kehebatan kalian, karena sesungguhnya kalian memiliki itu semua.
Sekarang mari bersama-sama kita rapikan kembali keluh kesah yang sempat terserak, mewarnai kembali keikhlasan yang mulai memudar, mendandani kembali hati yang telah penuh dengan prasangka, dan melebarkan senyum yang mungkin sempat hilang. Setelah ini, rasanya tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bergandengan tangan dan melangkah bersama untuk menatap hari esok. Sesungguhnya kita bernaung di bawah payung yang sama, kita bersaudara... Bersama-sama lebih baik daripada sendiri...
Terakhir, terima kasih sangat karena kalian telah menyuguhkan salah satu hal terindah di lingkaran hidup saya, terima kasih sangat telah memberi kesempatan kepada hati saya untuk bergetar. Biarlah jika apa yang saya tulis ini terkesan lebay, tapi memang beginilah sesungguhnya yang saya rasakan. Terima kasih teman, terima kasih sahabat, terima kasih saudaraku, terima kasih telah mau memberikan pelajaran untuk saya, dan yang terpenting terima kasih Ya ALLAH karena telah Kau berikan aku nikmat untuk bisa mengenal dan berada di antara mereka.... Semoga pertemanan ini tidak berhenti sampai di sini dan semoga hal yang kecil ini bisa mengingat kita menjadi ikatan persaudaraan sampai nanti... sampai mati..."
"... ALLAH akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Qs. Al Mujaadilah ayat 11)
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain"
(Qs. Al Insyiraah: 6 - 7)
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain"
(Qs. Al Insyiraah: 6 - 7)
Jakarta, 17 Januari 2010
Sf. Lussy Dwiutami Wahyuni
Temannya bikin buku atau gimana?
BalasHapusHmm!!
BalasHapusMas ipin:
BalasHapusMahasiswa psikologi pendidikan angkatan 2007 universitas negeri jakarta membuat proyek kelas dlm bingkaian mata kuliah evaluasi pendidikan lanjutan. Poto yg terpampang itulah buku2nya : Oemar Bakri dan Pendidikan Indonesia, Asesmen Tradisional vs Asesmen Alternatif.
Subhanallah deh pokoknya, sampai tak bisa berkata2. Kira2 begitulah mas ipin yg bs sy sampaikan. Hehehe
Gita: ... nyem...nyem... nyem...
Maksudnya apaan tuh git? Hmmnya itu tuh... :D
nggak ngerti mbak!!!
BalasHapusmasih mencoba menelaah tapi nggak saya telaan
tulisan ini memang tidak meminta untuk dimengerti, tapi dirasakan... :)
BalasHapusngangguk2...
BalasHapusyah saya lg merasakan..
dalaaaaaaaaam bgt
hiks
ati2 git susah keluarnya loh, klo sampe dalem banget bgitu...
BalasHapussebenarnya tulisan itu berisi tentang rasa salut saya terhadap mereka, teman2 mahasiswa psikologi pendidikan universitas negeri jakarta angkatan 2007...
ayayaya...
BalasHapusbaru fahim
mbak tolongin saya keluar dong
berarti tadi baru ta'aruf ya... :D
BalasHapussini saya bantu tarik keluar... tp yg mau ditarik tangan, kaki, apa kepalanya duluan nih? hehe
iya kira2 begitulah...
BalasHapuseh mbak udah wisuda yah???
belom dong... *kenapa bangga ya* hehe
BalasHapusemang kanap git? mau bayarin uang wisudaan saya ya... klo iya, saya akan menerima dgn ikhlas kok, jgn khawatir ^^