berceritalah …..
tentang pagi beku berselimut kabut
tentang senandung gerimis malu-malu
bisa juga kau rajut kisah romantis kita dari lereng bukit seberang lembah
hari baru saja dimulai, tak usah sedih
setiaku tak perlu kau ragu
sepanjang lengkung garis cakrawala tanpa batas
hanya bias-bias sendu di matamu
mencubit perih hatiku dalam diam berkepanjangan
andai kata itu belum selesai kau gubah
andai bibir mungilmu enggan berucap
mata kita t’lah bicara dalam diam
saat ini mungkin milik kita
tiada lagi jeda, inilah akhir
berdua
bercengkrama
menggoda
merayumu dalam rintih jiwa meluruh
tapi, janji
aku takkan sedih
hanya bias-bias sendu di matamu
mencubit perih hatiku dalam diam berkepanjangan
taman hatiku kan indah abadi
ada senyum-tawamu terukir dengan manisnya
sebelum ragamu pergi dan takkan kembali
terakhir kali aku janji, aku takkan sedih
hanya bias-bias sendu di matamu, enggan berlalu dari benakku
Bukittinggi, September 2007
By: naldi nazir
----------------------------
Dan pergiku adalah keniscayaan. Ku sudah divonis, tinggal dieksekusi.
Ku tinggal dan tanggalkan semua, ku kan melangkah pergi menuju tempat hakiki dimana ku kan diadili. Maaf atas ucap yang telah lancang membeset hati. Terima kasih pada ALLAH kudisempatkan menimba ilmu dari orang2 terbaik. Semua orang di lingkaran hidupku, baik yang sudah bertemu muka, bertemu hati, atau hanya sekedar bertemu ideologi. Kutitipkan kalian pada Illahi, smoga ALLAH membahagiakan dan mengangkat derajat kalian dunia dan akhirat. Aamiin... :)
mba, sedih amat siiih?
BalasHapusSedang meromansakan sebongkah bilik rasa aja ;-)
BalasHapus