.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Jumat, 10 Juni 2016

Diantara terbukti dan tidak terbukti

Apa yang membuat hidup itu indah dan tidak membosankan? Yops benar, karena apa yang kita pikirkan, asumsikan, dan rencanakan tak melulu mewujud serupa sewarna. Selalu saja ada guratan dari taksiran kita yang tak terbukti. Ada saja estimasi kita yang bertekuk lutut di bawah kaki realita.

Rasa apa yang muncul setelah itu? Sedih, iya. Kecewa, pasti. Gondok, banget. Pengen maki2, mungkin. Kekacauan emosi sesaat, ya sesaat. Tidak melulu dan terus. Kenapa? Karena sesungguhnya dari situ kan terbuka pintu pembelajaran baru. Pintu tuk reka rencana, gerbang tuk susun goresan asumsi selanjutnya. Jalan tuk olah "sampah" jadi hikmah. Lagipula apa asyiknya jika yang terjadi selalu sama dengan yang dipikirkan? Tidak ada surprise. Minim kejut. Nir-greget. Ujung2nya yang ada malah malas eksplor, karena toh sudah tahu dan sudah pasti hasil akhirnya....

Pun dengan penelitian yang merupakan salah satu cara yang digunakan manusia tuk menguak dan menyelesaikan misteri hidupnya. Bagaimana manusia belajar tuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol berbagai fenomena yang ada. Bagaimana manusia belajar bergelut diantara sejumlah barang bukti dan alat bukti. Bagaimana manusia belajar berlapang dada di antara kata terbukti dan tidak terbukti. Bagaimana manusia belajar membahasakan hasil yang berkebalikan dengan sangkaan pikirnya. Bagaimana.... bukan apa...

Namun, justru itulah yang membuat ilmu terus bergerak, selalu ingin diulik, dan penasaran untuk terus digali. Sebab, di ujung hasil selalu sisakan misteri "kenapa begitu?". Satu fenomena tak berdiri sendiri, banyak kait dengan fenomena lainnya.

Di dalam rahasia selalu menyisakan rahasia, itu yang membuat segala peristiwa memiliki romansa dan berwarna... Karenanya, jujur dalam berproses adalah jadi intinya. Baik dalam niatan dan benar dalam tahapan. Karena hasil selalu mengait dengan jutaan tentakel sebab, dan tangan kita tak kan mampu mengontrol semua sebab itu. Bahkan hanya sekedar tuk mengontrol goresan tinta responden di atas kertas instrumen.

Itulah mengapa semakin berilmu seseorang, akan mengantarkan dirinya semakin dekat dengan Tuhannya. Ini dibuktikan dengan tidak sedikit ilmuwan yang kembali ke fitrahnya setelah bergelut dengan penelitiannya.... 😊

UK, 100616_12.35am

lussysf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras berkomentar yang mengandung unsur saru dan sarkas