Ingat sama iklan Nokia saat pertama kali ada fitur game di hapenya ??? Iya benar yang itu... "Di dalam diri orang dewasa, ada jiwa anak-anaknya" [kata-kata persisnya lupa, secara dah baheula banget tuh iklan nongol di TV]. Intinya, pada setiap diri individu itu masih terselip jiwa anak-anak, tapi hati-hati jangan sampai kekanak-kanakan ya...
Masa kanak-kanak emang masa yang paling indah [dalam kondisi normal], bahkan sampai ada lagunya segala lho. Mau denger ???
"Masa yang paling indah...
hanya masa kami...
masa yang paling indah masa kanak-kanak.
Banyak bermain, berteman banyak
itulah masa kami
masa kanak-kanak..."
Ingat dengan lirik lagu di atas ? kalau nggak ingat wajarlah, wong liriknya dah saya modifikasi kok. Masa kanak-kanak emang teteup asyik, walaupun dibicarain saat usia kita sudah jauh dari kriteria anak-anak. Dan nggak jarang kita malah suka dibikin nyengir bahkan malu sendiri jika ada yang berhasil mengingatkan masa-masa itu. Masa-masa belum punya malu, masa-masa belum tahu apa itu susah, masa-masa belum tahu secara jelas apa itu kewajiban, masa-masa masih gampang disuruh-suruh tetangga, dan masa-masa lainnya, yang berujung pada kata masa iya sih kayak gitu ??? hehehe
Dunia anak-anak hadir dengan keunikannya, tidak ubahnya dengan dunia-dunia pada tahap perkembangan yang lain. Semua punya romansa dan ceritanya masing-masing. Namun satu hal yang tidak dimiliki dunia pada tahap perkembangan yang lain, yaitu masa-masa golden age [0 - 3 tahun], masa-masa pembentukan. Dimana pada tahap ini, posisi manusia layaknya bagai seorang penadah. Benar-benar sebagai penadah, karena pada tahap ini seorang individu belum mampu menggunakan software filter yang ada didirinya. Selain itu, pada tahap ini manusia juga mempunyai kemampuan berbahasa yang unlimited, kasarnya mau lahir dimanapun tuh anak pasti bisa mengikuti bahasanya. Tarzan aja bisa bahasa binatang... hehehe...
Tapi kenapa pas besar kemampuan itu lumer, yang akhirnya malah menimbulkan penyakit "gagal bahasa" ? Ini terjadi karena adanya stagnasi dalam pemberian stimulus. Kalau dari kecil hanya diberikan stimulus bahasa jawa, ya nggak heran dong pas dia sudah besar akan fasih berbahasa jawa [walaupun misalnya tuh anak wajahnya bule abis].
Kalau melihat dari coretan pada alinea sebelumnya, secara implisit atau bahkan eksplisit, dapat dikonklusikan bahwa masa kanak-kanak bagai masa yang bertabur berlian. Masa yang membuat banyak mata, tangan, dan pikiran tidak bisa lepas darinya. Ini juga akhirnya yang menjadi salah satu bumerang dan penyebab karamnya dunia anak-anak.
Karena melihat anak-anak punya potensi yang harus banyak digali, akhirnya banyak pihak yang menjadikan anak-anak sebagai alat kepanjangan tangan orang dewasa dalam mencari makan, anak-anak dieksploitasi sejadi-jadinya untuk meraup sebuah keuntungan bernama finansial. "karena anaknya suka dan minta", biasanya ini alasan yang dijadikan legalisasi para orang dewasa untuk mengeksploitasi anak-anak.
Malah kalau dilihat-lihat rasanya eksistensi si anak sepertinya adalah perwujudan dari aktualisasi orang tuanya yang tidak sempat terwujud. Sah-sah saja sebenarnya saat orang tua membantu si anak dalam menyelesaikan tugas perkembangannya [scaffolding], membantu membuka dan mengelap kemampuan dari sang anak yang masih terpendam, membantu anak membentuk kepercayaan diri, dan membantu anak dalam menanamkan kemampuan adversity quotion [ketahanmalangan], karena memang itulah tugas orang tua/dewasa. Namun kata "membantu" ini yang perlu diingat untuk selalu distabiloi, ditebalkan, dikapitalkan, dan digarisbawahi. Biar semua hal yang niatan awalnya adalah membantu memunculkan kemampuan dan kecerdasan anak tidak jadi terjebak ke arah eksploitasi.
Hal sederhana yang terlihat dari eksploitasi anak adalah banyak bermunculan orang dewasa dalam bentuk mini. Lihat saja bahasa, penampilan, gaya, serta lagu-lagu yang dinyanyikan mereka, rata-rata semua berbau aroma kedewasaan. Bahasa kacau, dandanan sudah kayak tante-tante, plus suka nyanyiin lagu yang ampun deh pokoknya [sepertinya nih anak-anak akan lebih tahu kalau disuruh nyanyi kucing garong daripada disuruh nyanyi bintang kecil]. Saya aja pertama kali dengar lagu kucing garong di Odong-odong yang biasa dinaikin sama bocah-bocah...
Dunia anak-anak memang sudah nyaris karam, apalagi ditambah dengan era digitalisasi yang semakin merangsek masuk ke setiap lini kehidupan. Namun demikian tidak tepat rasanya kalau terus menyalahkan kondisi, karena sejatinya setir kehidupan kita adalah ditangan kita sendiri. Dan peran orang tua disini adalah menjadi navigator yang baik, agar kendaraan kehidupan yang sedang disetir sang anak tidak keluar dari jalur. Anak-anak adalah orang tua masa depan, yang akan melakukan tugas yang tidak jauh beda dengan apa yang sedang kita lakukan sekarang. Sepertinya kata-kata ini yang perlu sering ditanamkan dihati. Bila hal ini dilalaikan, maka tidak heran jika nantinya banyak generasi-generasi yang tidak sampai di tujuan yang seharusnya. Terjadi disorientasi atau kesasar akibat menggunakan GPS yang rusak.
Jadi, anak-anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini, tapi anak-anak adalah tetap anak-anak dengan dunianya yang penuh dengan segala warna dan keceriaan... Tolong, jangan karamkan sejak dini... izinkanlah mereka untuk dapat melabuhkan perahunya sekuat tangan mereka mengayuh dayung... perjalanan mereka masih jauh... jangan biarkan tangan mereka patah, sebelum mereka tahu benar dimana sejatinya dermaga tempat mereka terakhir berlabuh...
Selamat Hari Anak-Anak Nasional 23 Juli 2008... tersenyumlah wahai kau anak-anak Indonesia...
Bukan cuma itu mbak, sudah ada yang melakukan bantingan2 ala Smackdown yang berbahaya itu tanpa latihan yang memadai. Padahal yang dewasa saja bisa celaka. TFS ya
BalasHapusiya mas, itu terjadi salah satunya karena kurang kontrol dari orang tua. Apalagi "hal-hal yang terlarang" itu banyak yang menyusup melalui film2 kartun. Tom n Jerry salah satu film kartun yang bahaya untuk ditonton anak2 [sendiri], karena banyak adegan kekerasan disana dan banyak adegan yg anak2 belum tahu, kalau itu sebenarnya hanya bohongan [seperti adegan ditusuk terus masih bisa hidup lagi].
BalasHapusPadahal dalam membuat film anak2 salah satu aturannya adalah tidak boleh ada adegan atau alat2 yang secara pasti bisa ditemukan di dunia yang real. Dengan asumsi, anak2 masih berada pada masa mengimitasi secara saklek, karena kemampuan berfikir mereka belum sampai tahap mampu memprediksi konsekuensi yang akan terjadi terhadap suatu hal yang dilakukan.
Tumben nih mas, saya komen seserius ini... hehehe
Btw, TFR ya mas Nahar...
Oiya, ada satu penyebab mengapa terjadi kasus kehilangan nyawa karena tayangan smackdown. Yups, karena ada kesalahan terhadap instruksi atau warning programnya. Seharusnya jangan : "Don't try this at home"... tapi "Don't try this anywhere"
BalasHapusKarena kasus smackdown kejadiannya bukan di rumah ;D
bukannya malah makin penasaran mbak? krn saya kan mantan penggemar Smackdown. Dari jaman saya kecil sudah ditayangkan loh.
BalasHapusemang banget... ada benernya juga sih mas, karena sifat anak2kan semakin dilarang malah semakin penasaran. Tapi sebenarnya hal ini bisa dieliminir atau dikurangi jika orang tua memberitahukan kenapa hal tersebut sampai tidak boleh dilakukan oleh anaknya. Jadi jangan asal ngelarang, pas ditanya alasannya "sekali gak boleh ya gak boleh. titik"
BalasHapusBukan berarti juga anak diperlakui bagai batu pualam, sedikit2 gak boleh... sedikit gak boleh. Bisa2 adversity quotionnya gak jalan, efeknya : misalnya dibentak temennya dikit aja langsung nangis, down, stres, depresi... lebay ya...
*maaf ya mas, saya jadi kayak ceramah begini... ;D
Nah, sebagai mantan penggemar smackdown bagi2 dong pengalamannya mas ? ada efeknya gak ?
BalasHapusYang jelas sih badannya gak nambah gede, he he he. cuma para pegulat smackdown kan (digambarkan) sebagai orang-orang yang cepat marah, cepat ngamuk, pendendam, dan suka menghalalkan segala cara. nah, sifat-sifat ini tanpa sadar ditiru orang-orang yang dewasa. Bantingan2 yang tidak berperikemanusiaan itu ditiru anak-anak. Nah, apa gak berabe tuh.
BalasHapusMeniru-niru smackdown alhamdulillah saya gak pernah, tetapi pernah dibanting beberapa kali sama teman yang bisa Judo, he he he.
Saya dulu pernah belajar Aikido sehingga tahu bahwa kalau seseorang mau belajar beladiri yang pakai banting-bantingan, harus tahu cara mengantisipasi saat dibanting. Jatuhnya harus benar dulu, supaya resiko cedera saat dibanting berkurang.
Ini yang di Smackdown tidak dijelaskan sehingga anak-anak langsung banting2 an sehingga jatuh korban jiwa.
*ntar buat bahan posting ah, he he he. maaf kalau terlalu panjang
gpp lagi mas... ya, intinya harus tahu ilmunya yang bener biar jadinya bener dan gak bikin runyam sekampung dan setanah air...
BalasHapusKalau saya malah waktu SD kena efek negatif dari pengaruh tinju. Dulu waktu jamannya Mike Tyson masih berjaya. Saya dan kakak saya bahu membahu buat saling minta izin ke guru kelas masing2 dengan alasan ada saudara yang hajatan [ibu gak tau nih]. Setelah lobi2 yg panjang, akhirnya diperbolehin. Akhirnya, kita nonton dah tuh tinju di rumah tetangga [dulu masih blm punya tipi]...
Tapi yang bikin nyesek dan keingetan terus sampai sekarang adalah usaha yang dikeluarin buat cabut gak sebanding dengan durasi nonton tuh pertandingan, karena baru awal-awal ronde 1 aja lawannya [lupa namanya] dah KO duluan...
Dasar Mike Tyson nggak lihat pengorbanan kita buat nonton dia, lamaan dikit kek mainnya. Tapi, sekarang ntah kenapa saya dah malay tuh nonton tinju... trauma masa lalu itu kali ya...hihihi
^_^
BalasHapus^_^
BalasHapussenyumlah untuk semua orang, tapi hatimu jangan... [dangdut juga nih mba ;D]
mereka dipaksa matang sebelum waktunya, mereka kehilangan dunia mereka...
BalasHapustak ada lagi lagu anak-anak sehingga mereka dengarkan lagu dewsa, dan yang dewasa tak menganggap ini aneh tetapi justru menganggap hal itu lucu...
Hah..anak-anak..semoga anak-anak Indonesia mampu tubuh menjadi penerus bangsa yang kuat dan tangguh...
Selamat hari anak untuk mba lussy...
^_^
selamat hari anaknya mba anni juga deh... eh, dah punya anak apa blom ya ? ;D
BalasHapusSelamat hari anaknya mba anni juga ya... btw, dah punya anak belum ya ? hehehe ;D
BalasHapusbelum..
BalasHapustapi saya masih anak - anak kok..anak dari bapak dan ibu saya..kita sama kan?? sama-sama anak-anak dari orang tua kita...
:)
iya mba anni... apalagi buat anak2 gak boleh coba2 y kan ?
BalasHapussaya terima minyak dan anginnya fulan dan fulanah dibayar nyicil... hehehe
BalasHapusaduh...smackdown lagi...jadi puyeng...hehe
BalasHapuspuyeng... ya dismackdown aj... hihihi
BalasHapus*biar lengkap kepuyengannya
puyeng... ya dismackdown aj... hihihi
BalasHapus*biar lengkap kepuyengannya