Sudah Pantaskah Autobiografi Sachet ini berdiri ???

25 September 1979 akan menghasilkan jumlah angka yang sudah bisa dikatakan lawas bila dihitung mundur ke belakang dari tahun 2008 ini. Yups, 28 tahun. Deretan angka yang seharusnya sudah dapat memposisikan seorang individu menjadi dewasa. Dewasa dalam berpikir, berucap, dan bertindak. Tidak sedikit kisah haru, sendu, seru, biru, dan mungkin akan membuat bikin tergugu. Autobiografi sachet ini coba dicoret tidak untuk membanggakan diri atas segala peristiwa yang sudah berhasil menempel ditubuhnya, tapi autobiografi sachet ini sengaja dibuat dalam rangka memperingati hari jadinya pada bulan September nanti.

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni merupakan nama terindah yang berhasil dirancang oleh kedua orangtuanya, Setyono dan Djenab. Dalam keluarga, beliau terlahir sebagai anak kedua dari dua bersaudara. S.F. Teguh Wardaya [yang biasa dipanggil mas Uguck] adalah satu-satunya kakak yang dia miliki dan sayangi.

Tidak banyak cerita indah [tapi juga bukan berarti sedikit] yang berhasil tercipta sejak dia menatap dunia, karena sejak usia 6 bulan, ayahnya sudah dipanggil Sang Maha Kuasa. Sesal, sedih, sendu, pasti ada... tapi, garis positif yang berhasil terbentuk adalah [mungkin] saya tidak akan terbentuk dan menjadi seperti ini, bila tidak melalui semua kisah ini...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

...saat ini, saya belum sanggup untuk menguraikan jejak langkah saya secara lengkap dan eksplisit karena memang rasanya saya belum pantas untuk mendirikan sebuah autobiografi [pun dalam bentuk sachet atau mini]. Memori ini terlalu "unik" untuk dicoret disini, biarlah itu semua menjadi kisah klasik sekaligus peta untuk melanjutkan perjalanan saya ke depan. Pastinya sejarah ini akan saya buka setuntas-tuntasnya [insyaALLAH] untuk orang-orang yang nantinya mempunyai hak atas diri saya.


Setiap manusia mempunyai cerita atas hidupnya
Setiap manusia berhak membuat warna pelangi sesuai seleranya
Setiap manusia berhak merobek dan menenggelamkan warna pekat di diari kehidupannya
Namun demikian, semua hal tersebut akan tetap terpancang dalam lingkaran tahun perjalanan hidup manusia yang pastinya akan dimintai pertanggungjawaban bila saatnya tiba...