Suami Seperti Apa yang Mba Inginkan ??

Hmmm... seperti apa ya ??? setelahnya sambil malu-malu dan dengan gaya bercanda akhirnya kata ini yang keluar... yang arogan ajalah cukup... AROGAN ??? yups... anak rohis ganteng...hehe

Pertanyaan di atas sudah lazim ditanyakan dan dipertanyakan oleh setiap orang, terutama yang auranya sudah tepat untuk memasuki mahligai pernikahan. Tapi, apakah jawaban yang ditimbulkan sudah selazim dengan pertanyaan yang diajukan. Ternyata iya dan cenderung menghasilkan jawaban yang sama.

Hasil dari ngobrol-ngobrol selama ini, ternyata didapatlah jawaban yang hampir seragam, yaitu pengen dapat pasangan yang ganteng, berpendidikan, dan berpenghasilan tetap.


Ganteng
Akronim dari Gantungan Tengkorak bukan sih ??? hehehe... yang jelas kata ganteng akan keluar begitu saja secara sepakat apabila ada seseorang yang berjenis kelamin laki-laki terus memiliki wajah yang sedap dipandang [mungkin wajahnya sudah ditambahin Royco kali ye... jadi sedap].

Sah-sah saja dan alamiah banget kalau setiap orang memasuki kata ini dalam list apa yang dia maui dalam memilih pasangan hidup. Saya jadi ingat saat sedang berYMan ria dengan salah satu mahasiswa saya. [setelah melewati sensor, kira-kira seperti ini ilustrasinya] Beliau bertanya : "Kalo mba, apa yang pertama kali dilihat saat memilih pasangan hidup ??" saya jawab "wajahnya"... terus beliau bertanya kembali "berarti harus ganteng dong. Bukannya dalam memilih pasangan hidup, agama adalah hal utama yang harus pertama kali dilihat ??" dengan diawali kekehan saya menjawab "hehehe... ya iyalah saya harus lihat wajahnya terlebih dahulu, siapa tau aja dia lelaki jadi-jadian. Nah, kalau sudah benar lelaki tulen baru deh saya lihat agamanya " Hmm... tapi, kalo disuruh milih saya lebih milih yang kharismatik daripada yang ganteng...

Berpendidikan
Kenapa orang memasuki kategori pendidikan dalam memilih pasangan hidupnya ? selain karena alasan pesanan dari ortu juga karena biar nyambung aja kalo ngomong. Alasan pertama sangatlah wajar, karena mana ada sih orang tua mengharapkan yang tidak baik untuk anaknya.

Alasan kedua, bisa dikatakan biasa aja, karena nyambung tidak nyambung terkadang tidak bisa dikaitkan dengan pendidikan. Ada yang hanya lulusan SD tapi banyak baca dan pengalaman, sehingga diajak ngomong apa aja nyambung, dan sebaliknya yang lulusan PT karena asyik dengan dunianya sendiri akhirnya bila diajak sedikit keluar dari dunianya dia langsung gelagepan. Jadi inget Sang Aji di film Rumah Masa Depan...

Berpenghasilan Tetap
Banyak dari orang tua yang memesankan pada anak gadisnya bahwa kalau bisa mendapatkan pasangan yang PNS, alasannya adalah biar hidupnya "nyaman" karena gak ada PHK atau paling nggak harus berpenghasilan tetap deh.

Tapi setelah melihat dan mengamati fenomena yang berkeliaran, maka kata berpenghasilan tetap saya balik. Lebih baik saya mendapatkan suami yang tetap berpenghasilan.

Kesannya sederhana ya, cuma sekedar dibalik tapi coba aja cari maknanya.

Tidak sedikit pasangan yang sebelum menikah bekerja, tapi beberapa bulan setelah menikah mendapat cobaan dengan pasangannya di PHK. Bayangkan, kalau pasangan kita tidak mempunyai mental tetap berpenghasilan ???

Mudahnya begini... pilih mana berpenghasilan tetap dengan perbulannya 2 jt atau tetap berpenghasilan dengan income perbulan 5 jt [walaupun dia adalah tukang cendol]. Pasti milihnya yang gajinya 5 jt perbulan tapi bukan tukang cendolkan ?? hehe

Intinya, tetap berpenghasilan lebih baik daripada berpenghasilan tetap


Setelah panjang lebar dan ngelantur, akhirnya mahasiswa tersebut mempertegas pertanyaannya. Jadi, mba sendiri mau suami yang seperti apa ?? serius ya...

Hmm... sebenernya ini adalah hal yang paling susah untuk saya jawab karena sejauh ini saya bukanlah orang yang senang dibeda-bedakan. Dengan demikian sayapun tidak berhak untuk membeda-bedakan orang lain. Lagipula, siapa saya gitu loh ??? Tapi, kalau kamu memang butuh jawaban yang pasti, mungkin hanya ini yang bisa saya katakan : "seseorang yang bisa membuat saya lebih dekat pada ALLAH, yang bisa membuat saya menjadi lebih baik, dan terakhir yang baik dan sayang pada saya dan seluruh keluarga saya. Itu saja cukup"

Ogtu ya mba.... "he'eh" jawab saya....


*Obrolan malam yang ringan tapi daleum... Makasih ya buat pertanyaannya dan mohon izin ilustrasi dari obrolan kita saya coretkan disini